MAKALAH INDIVIDU MATA KULIAH TEKNIK KOMUNIKASI (TKP158)
DAMPAK PERSAINGAN GLOBALISASI TERHADAP KEBUDAYAAN
TRADISIONAL DI KOTA SOLO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kebudayaan
menurut Koentjaraningrat adalah hasil cipta , rasa , karsa dan karya yang
didapat dari proses edukasi. Proses edukasi yang berarti membedakan kebudayaan
dan yang bukan merupakan kebudayaan. Sedangkan menurut Raymond
Williams, kebudayaan merupakan istilah komplek dari sejarah evolusi manusia dan konsep penting
dari dunia intelektual.
Hasil dari kebudayaan menurut Raymond Williams adalah sesuatu yang mempunyai
sebuah nilai atau makna / kehalusan budi.
Menurut Kluchohn,
kebudayaan yaitu model pola hidup yang diciptakan masa tertentu dan dapat membimbing perilaku manusia. Kebudayaan
menurut Kluchohn yang mengartikan sebagai model pola hidup manusia, yaitu
meliputi cara hidup, cara berfikir, merasa dan berkeyakinan, abstraksi tingkah
laku, dan serangkaian orientasi hidup.
Kebudayaan menurut
asalnya dibagi menjadi dua, yaitu kebudayaan barat dan kebudayaan timur.
Menurut To The Ann , perbedaan dari dua kebudayaan tersebut dapat dilihat dari
empat aspek yaitu sistem pengetahuan , ideal hidup , sikap pada alam , dan
status personanya. Secara garis besar , kebudayaan barat lebih menonjolkan
intelektual dan bersifat individu. Sedangkan kebudayaan timur lebih menonjolkan
pada perasaan sesama manusia dan alam dan bersifat gotong royong atau kerja
sama.
Globalisasi adalah suatu proses dimana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Kebudayaan tradisional
dianggap sebagai kebudayaan kuno di Indonesia sedangkan kebudayaan modern
dianggap seperti kebudayaan barat. Dapat dilihat dari perencanaan tata ruang di
Indonesia yang sekarang ini berpedoman dengan konsep tata ruang budaya barat ,
sehingga kadang kala meninggalkan budaya tradisional atau sejarah kuno yang
juga memiliki nilai dan makna. Dalam makalah ini akan dibahas salah satu contoh
cara model hidup di Indonesia yang lama-kelamaan meniru model hidup kebudayaan
barat yang dianggap adalah kebudayaan modern karena pengaruh globalisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Persoalan
kebudayaan yang akan dibahas dalam makalah ini mengambil salah satu contoh
persoalan budaya di Kota solo yang berpedoman sebagai Kota budaya , tetapi lambat
laun menjadi Kota metropolitan dan bergaya hidup atau bermodel hidup modern
akibat globalisasi.
1.3 Tujuan
Dengan adanya
penyusunan makalah ini dapat diangkat dan dikaji salah satu kasus dampaknya
globalisasi terhadap kebudayaan dalam perencanaan tata ruang. Hasil pembahasan
dan kesimpulan dari persoalan tersebut diharapkan dapat memberi informasi lebih
mengenai permasalahan-permasalahan kebudayaan karena globalisasi dalam
perencanaan tata ruang disekitar masyarakat, sehingga masalah-masalah budaya
akibat globalisasi dapat dipelajari dan kemudian dikaji solusinya. Selain itu juga dengan mempelajari masalah
budaya, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan acuan dan
pertimbangan dalam perencanaan tata ruang dengan nilai budaya yang akan
mendukung keseimbangan produk tata ruang tersebut.
BAB
II
PERMASALAHAN
Masalah budaya yang
diakibatkan oleh globalisasi sudah tidak asing lagi dibahas dan dibicarakan
dikalangan umum atau masyarakat. Kebudayaan barat yang dianggap sebagai contoh
kebudayaan modern sudah banyak melekat di dalam diri masyarakat Indonesia. Bergaya
hidup atau bermodel hidup seperti orang-orang barat dianggap sudah menerapkan
suatu budaya modern. Dalam makalah ini diambil salah satu contoh produk
penataan ruang dengan masalah budaya. Melalui observasi langsung dapat
diketahui dalam penataan ruang di Kota Solo masalah-masalah mengenai kebudayan
akibat globalisasi belum terselesaikan.
Dalam perencanaan tata
ruang , permasalahan budaya akibat globalisasi dapat dilihat dari segi bentuk
dan model bangunan-bangunan atau gedung-gedung. Di Kota Solo sendiri terlihat
jelas perbedaannya di tahun sekarang dengan 3 atau 4 tahun yang lalu. Semakin
banyaknya bangunan-bangunan pencakar langit yang sebelumnya tidak ada , menjadi
tolak ukur perubahan budaya Kota solo yang semakin mengikuti atau mengejar
sebutan “Kota metropolitan”. Contohnya di jalan arteri yaitu Slamet Riyadi ,
terdapat bangunan seperti hotel berbintang lima dan departement store (Solo Grand Mall dan Solo Square). Di jalan
Yosodipuro telah dibangun hotel , apartemen, sekaligus departement store. Berbagai supermarket
besar juga sudah ada di Kota Solo.
Banyaknya departement store dan supermarket yang ada di Kota Solo
menjadikan pasar-pasar tradisional seperti dilupakan oleh masyarakat. Model
gaya hidup modern yang sudah melekat di masyarakat menjadikan mereka lebih
senang atau lebih suka untuk berjual beli di departement store atau supermarket,
sehingga secara tidak langsung sudah melupakan pasar tradisional yang lebih
dulu ada.
BAB
III
PEMBAHASAN
Menurut Kluchohn,
kebudayaan yaitu model pola hidup yang diciptakan masa tertentu dan dapat membimbing perilaku manusia. Kebudayaan
menurut Kluchohn yang mengartikan sebagai model pola hidup manusia, yaitu
meliputi cara hidup, cara berfikir, merasa dan berkeyakinan, abstraksi tingkah
laku, dan serangkaian orientasi hidup.
Kebudayaan menurut asalnya dibagi menjadi dua,
yaitu kebudayaan barat dan kebudayaan timur. Menurut To The Ann , perbedaan
dari dua kebudayaan tersebut dapat dilihat dari empat aspek yaitu sistem
pengetahuan , ideal hidup , sikap pada alam , dan status personanya. Secara
garis besar , kebudayaan barat lebih menonjolkan intelektual dan bersifat individu.
Sedangkan kebudayaan timur lebih menonjolkan pada perasaan sesama manusia dan
alam dan bersifat gotong royong atau kerja sama.
Berdasarkan dua teori di atas , dapat kita
ketahui dampak atau pengaruh dari globalisasi telah menyebar di Kota Solo dan
sekitarnya. Kebudayaan adalah model pola hidup , pola hidup yang dianggap maju
atau modern dijadikan pedoman atau panutan tanpa melihat aspek-aspek lain yang
juga penting untuk dipertimbangkan. Masyarakat Kota Solo sebagian besar telah
meniru atau mencontoh gaya hidup kebudayaan barat yang dianggap modern atau
yang disebut mode jaman sekarang. Dilihat dari keseharian mereka yang
lebih suka melakukan jual beli di departement store daripada pasar
tradisional. Peralihan atau perubahan gaya hidup tersebut diakibatkan oleh
dampak atau pengaruh globalisasi.
Dari segi penataan ruang , bangunan-bangunan
pencakar langit di Kota Solo dirasa mungkin cukup. Tak perlu ada lagi tambahan
bangunan seperti itu lagi. Karena, bisa berakibat dari penilaian mengenai Solo
adalah Kota budaya menjadi Solo Kota metropolitan.
Seharusnya, sebutan atau julukan Solo Kota budaya teruslah dijaga
bahkan dilestarikan. Seperti adanya perbaikan atau renovasi pasar-pasar
tradisional yang keadaannya menyebabkan masyarakat tidak tertarik untuk
mengunjungi pasar-pasar tersebut. Selain itu pemerintah Kota Solo sebaiknya
meneliti mutu barang atau benda yang dijual di pasar tradisional , sehingga
pengunjung pun tidak ragu-ragu untuk membeli ataupun hanya berkunjung di pasar
tersebut. Kondisi dan mutu yang bagus adalah dua aspek yang dicari oleh
masyarakat. Oleh karena itu , sebaiknya pemerintah Kota Solo segera menangani
atau memperbarui semua itu terhadap pasar-pasar tradisional yang memang perlu
dilestarikan.
Kemudian mengadakan acara atau moment Solo
Batik Carnival yang setiap tahun digelar merupakan bentuk atau salah satu cara
agar budaya yang terkenal di Kota Solo tidaklah dianggap hilang atau pudar.
Kegiatan seperti Solo Batik Carnival itu perlu dilestarikan dan dikembangkan
guna bersaing dengan pengaruh globalisasi yang
mulai berkembang di daerah Solo dan sekitarnya. Selain itu adanya SIPA
(Solo International Performing Art) tiap tahunnya adalah bentuk atau produk
dari Kota Solo untuk bersaing dalam dunia globalisasi.
Gambar 3.1
Solo Batik Carnival
Sumber : http://hasjimroshan.blogdetik.com
Gambar 3.2
Poster SIPA ( Solo International
Performing Art ) 2010
Selain Solo Batik Carnival dan SIPA, ada cara
lain pula yang mungkin dapat menjaga kelestarian budaya di Kota Solo. Seperti ,
menjaga dan merawat bangunan-bangunan kuno dan bisa dijadikan obyek wisata.
Dengan demikian , Kota Solo dapat bersaing dengan dunia luar atau bisa disebut
Kota Solo siap menghadapi akan pengaruh dan dampak globalisasi.
Dari segi transportasi , Batik Solo Trans
merupakan salah satu cara untuk melestarikan budaya Kota Solo juga. Dengan
desaign dan namanya yang mengangkat tema batik menjadikan budaya Kota Solo pun
selalu diingat. Akan tetapi bukan itu saja yang perlu diperhatikan,
fasilitas-fasilitas dan keamanan transportasi tersebut harus berkualitas.
Gambar 3.3
Bus Batik Solo Trans
Sumber
: http://matanews.com
Mungkin sudah cukup
banyak gedung-gedung mewah yang ada di Kota Solo. Lebih baik itu saja , tak
perlu ada tambahan proyek lain. Jikapun ada , lebih baik mencanangkan proyek
perbaikan daripada penambahan. Perbaikan fasilitas umum yang lebih berkualitas.
Hotel , apartement , dan departement store Solo Paragon adalah
bangunan baru di Kota Solo. Selain itu terdapat bangunan hotel mewah berbintang
lima di Jalan Slamet Riyadi.
Gambar 3.4
SOLO PARAGON di Jalan Yosodipuro
Gambar 3.4
Hotel Berbintang Lima di Jalan
Slamet Riyadi
Sumber
:http:// skyscrapercity.com
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dampak
atau pengaruh globalisasi di Kota Solo diimbangi dengan rasa cinta akan budaya
sendiri dari masyarakatnya. Dengan adanya kegiatan-kegiatan yang bertujuan
melestarikan budayanya, Kota Solo dikatakan dapat beradaptasi terhadap pengaruh
globalisasi. Perbaikan fasilitas-fasilitas umun dan pemberhentian proyek yang
mungkin bisa melunturkan budaya , perlu diperhatikan dan dilakukan oleh
pemerintah Kota Solo. Begitu pula dengan antusias masyarakat di Kota Solo itu
sendiri dalam ikut serta melestarikan budayanya.
4.2
Saran
Globalisasi merupakan
sebuah proses atau persaingan dunia yang perlu dihadapi dengan matang dan
tegas. Di mulai dari setiap Kota di seluruh dunia, termasuk Kota Solo. Untuk
memerangi globalisasi tidak diharuskan dengan menciptakan sebuah Kota yang
modern dan bergaya barat , tetapi dengan melestarikan budaya yang telah ada
adalah sebuah wujud pertahanan dalam persaingan global. Kota yang terkenal akan
keunikannya , akan menarik seluruh perhatian dunia.
DAFTAR
PUSTAKA
http://duniabaca.com.
2011. “Definisi Globalisasi.” Diunduh pada 28
Desember 2011.
Warsito,
Joko. 2011. Materi Kuliah ISBD.
Semarang : Universitas
Diponegoro.
download PPT makalah Dampak Persaingan Globalisasi terhadap Kebudayaan Tradisional di Kota Solo, merupakan presentasi individu mata kuliah teknik komunikasi (TKP 158) :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar